Lelaki Pengucap Salam
Senja kelabu
Gadis berkerudung merah jambu
Memeluk buku di bawah dagu
Melangkah tanpa ragu dari kampus biru
Semilir angin di padang ilalang
Bergerak lembut menarik pandang
Haruskah aku berjuang?
Seperti malam yang dirindukan siang?
Dosakah dia yang tak membalas salamku?
Lalu salahkah aku melihat Tuhan pada dirimu?
Apakah ini karena kelamku?
Atau Kau hanya memendam rasa malu?
Atau ragu?
Atau bahkan tak mau tahu?
Aku tak pernah tahu
Karna kau hanya membisu
Menatap ilalang sendu
Rindu? ya, Aku merindukanmu surya
Aku gelap, malu aku pada dunia
Selalu ku salahkan daya
Karena aku hanya bersuara
Versi kedua dari "Lelaki Pengucap Salam" Jembatan Impianku
nggak nyangka papito bisa bikin puisi :0
BalasHapusAsyeeeeeeeeeem,, -_____-
Hapuswih papito puitis juga :))
BalasHapusIya nih, jarang jarang,,hahahaha
Hapus