Suatu hari, di suatu pesisir bernama Sendang Biru , diadakan sebuah praktikum hidrografi dari suatu Universitas swasta terkemuka di Malang, bahkan mungkin di Jawa Timur "katanya" ( Universitas ane -__- ). Saat itu aku kebetulan ikut praktikum, dan itu pengalaman pertamaku praktikum di laut. Kebetulan hari kedua pada praktikum itu sama sekali tidak ada kegiatan, dan sayang sekali kalau hanya dihabiskan dengan bersantai ria menikmati angin laut. Dalam sekejap, jiwa petualangku menyambar otak, mataku terperangah, lalu menyalur ke otot-otot lenganku bagai lesatan air di dalam pipa ledeng, tiba-tiba lenganku mengangkat 90° , dan jari telunjukku menunjuk sesuatu,,, dan "JEGEEER!!" Pulau Sempu yang melegenda ada di depan mata.
Segenap kawan-kawan di belakangku terkejut, dan serentak bertanya "Ada apa pap??"
"Kita kesana!!" jawabku, dan langsung dijawab "Ayooooo!!"
Tak pikir panjang bahwa saat itu sebenarnya kegiatan praktikum kampus, yang ada dipikiran hanyalah sayang sekali, sampai disini tapi tidak menyeberang ke Pulau Sempu .
Ibarat tidur tanpa memejamkan mata, itulah pedoman kami pada waktu itu.
Dengan membawa bekal seadanya, dan dengan pengetahuan minim tentang pulau tersebut. Kami ke dermaga, dan naik kapal ke Pulau Sempu.
Perjalanan menyeberang sekitar 15 menit, dan sesampainya disana, kita foto foto dulu.
Tujuan utama kami adalah Segara anakan, yaitu suatu pantai yang terjebak oleh dua tebing sempit dimana pantai tersebut menjorok ke darat dan membentuk seperti danau, sehingga ombak yang masuk ke dalam sangat kecil karena terpecah oleh tebing. Bisa anda bayangkan betapa uniknya lokasi tersebut. Perjalanan menuju lokasi sekitar 2 jam dengan menyusuri hutan rimba yang bisa dibilang cukup ekstrim karena jalan cukup becek, dan di sana masih banyak lutung berwarna hitam. Setelah berjalan setengah jam kami menemukan entah namanya pantai apa, indah rupawan sekali.
Perjalanan kami lanjutkan dan kami menemukan sebuah lokasi yang menurutku so amazing. Lokasi tersebut berupa padang ilalang yang sangaaat luas dan alhasil badan gatal-gatal.
Lalu kami menemukan pantai kedua yang tak kalah elok dengan pantai yang sebelumnya.
Karena dikejar waktu, kami lanjutkan perjalanan, dan kami menemukan pantai ketiga.
Di pantai ketiga inilah kami kehilangan jalan selanjutnya. Karena waktu sudah cukup siang, menurut perhitungan kami mustahil untuk mencari jalan selanjutnya karena sebelum senja kami harus kembali ke mess. Apa boleh buat, kami terpaksa pulang walaupun kami tahu Segara Anakan tak jauh dari pantai ketiga. Dengan kepala tegak kami pulang, walau ada sedikit kecewa di pundak kami, tapi setidaknya kami pernah sampai ke pulau eksotis ini, dan lain waktu pasti kami ke sini lagi dengan persiapan yang lebih matang.
Sebagai penutup, hanya ada satu kata untuk Pulau Sempu, yaitu,,,
SEMPURNA...
kapan-kapan ajakin ke Sempu lah pap -__-
BalasHapusye ye ye ye yeeee,,,hahahaha
BalasHapussusah dik jalanya,,wkwkwk
ya next time ya,,,
ra keren, ra no fotoq.
BalasHapus